Breaking News

LAZIM Gagas Kado Maulid untuk Guru Ngaji

Ada sesepuh kampung di Dusun Sukorejo, Mergosari, Kecamatan Singgahan, Tuban, biasa dipanggil ‘PAK MUDIN’. “ beliau itu gurunya guru ngaji di kampung ini ” ungkap Ahmad Fahrudin, Dewan Pembina LAZIM yang juga lahir di kampung tersebut. Ia mengajar ngaji di musholla, tanpa iuran uang dari santri-santrinya. Dulu iurannya, tiap santri membawa minyak tanah, guna penerangan tempat belajar mengaji, itu saja, tidak ada yang lain. Listrik baru menerangi kampung ini tahun 1995.

Dengan makin banyaknya alumnus Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin ( Tanggir, Singgahan, Tuban) di kampung tersebut, mulailah dirintis TPQ. Awalnya masih dibawah bimbingan dan pengawasan TPQ Al Huda (Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin). Lalu, mampu mandiri dengan nama TPQ Al Huda III. Pemakaian angka “III” dimaksudkan agar sejarah awal mula pendirian TPQ tetap melekat.

Sampai saat ini, TPQ Al Huda III mengasuh 142 (seratus empat puluh dua) santri dengan 20-an ustadz/ustadzah. Diberlakukan iuran bulanan, tetapi tidak efektif, karena kurangnya kesadaran masyarakat akan tanggung jawab tersebut. Uang hasil iuran tidak bisa diandalkan untuk operasional TPQ, apalagi untuk bisyaroh ustadz/ustadzah. Saat ini rata-rata ustadz/ustadzah mendapatkan bisyaroh sebesar Rp 50.000,-/orang/bulan.

KADO MAULID untuk GURU NGAJI yang digagas LAZIM dimaksudkan untuk sedikit membantu para guru ngaji di TPQ tersebut. Santunan yang diberikan sebanyak 22 (dua puluh dua) paket. Masing paket berupa uang tunai sebesar Rp 200.000,- dan kain batik senilai Rp 60.000,-. Dan disalurkan secara resmi melalui acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bekerja sama dengan Muslimat NU Ranting setempat, Rabu, 22 Februari 2012.

Acara dimulai pada pukul 19.00. Masyarakat sekitar begitu antusias mengikuti acara, ruang yang disediakan panitia tidak mampu menampung, sehingga ada yang rela duduk di luar beralaskan tikar. Acara diawali pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh santriwati, dilanjutkan dengan sholawat nabi (mahallul qiyam) dipandu santriwati yang lain. Kemudian sambutan dari Kepala TPQ Al Huda III, Dewan Pembina LAZIM, dan Kepala Desa. Terakhir mauidhotul hasanah yang disampaikan oleh KH.Mansyur Muslih dari Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin.

Dalam sambutannya, Kepala TPQ Al Huda III, Ahmad Mudzakkir mengatakan fokus TPQ ini adalah mengaji, sedangkan bermain, cerita, dan menyanyi tidak ada, karena sebetulnya ketiga kegiatan tersebut sudah pasti dilakukan di institusi pendidikan umum seperti play group atau TK. “mengaji adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya ustadz dan wali santri” ucap Ahmad Fahruddin, Dewan Pembina LAZIM dalam sambutannya.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *