Nahdlatul Ulama (NU) dengan Manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ahnya harus terus dibumikan di masyarakat umum khususnya di lingkungan akademis kampus sebagai bentuk dan wujud pembinaan umat. Dr. KH. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa, “Tidak bisa dipungkiri bahwa di Negara kita saat ini ada dua hal yang harus diluruskan. Pertama, adalah adanya gerakan yang ingin menegakkan aqidah dan identitas keislaman tetapi tidak mengindahkan toleransi dan kebhinekaan (kemajemukan) bangsa. Kedua, adalah gerakan yang ingin menunjukkan toleransi dan kebhinekaan dengan mengabaikan aqidah dan identitas keagamaan. Kedua gerakan ini bisa berbahaya terhadap keberadaan
umat islam di Indonesia dan keutuhan NKRI. Oleh karena itu, NU dengan sikap wasathiyah harus bisa memposisikan diri diantara keduanya”.
Kampus ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), PENS (Politeknik Negeri Surabaya), dan PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) merupakan kampus unggul yang menjadi pusat perhatian nasional dan sangat rawan menjadi objek sasaran gerakan baik dari kelompok ekstrim kanan (agamis-fundamentalis ekstrimis) maupun ekstrim kiri (liberalis) yang menyerang kaum akademis. Untuk
‘nunggoi’ ketiga kampus tersebut dari serangan dua gerakan di atas, Mahasiswa NU harus tampil menjadi duta berajalan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah di kampus.
Sebagai wujud kongkrit untuk menyiapkan kader-kader mahasiswa NU yang unggul dan siap menjadi duta-duta NU di kampus tersebut, dibutuhkan wadah, tempat dan proses kaderisasi yang kondusif, terstruktur dan terukur. Oleh karena itu, pembangunan Pondok Pesantren Mahasiswa NU Sepuluh Nopember adalah program kongkrit untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut.
Program ini diberi nama: “Hijrah Tanah Pergerakan: Program Pembangunan Pondok Pesantren Mahasiswa NU Sepuluh Nopember”
Hijrah menggambarkan sebuah transformasi gerakan, hal ini terinspirasi dari proses hijrahnya Baginda Rosulillah Muhammad SAW ke Bumi Madinah. Tanah ini menggambarkan sebuah kedaulatan dan kemandirian yang harus dimiliki dalam menegakkan perjuangan. Pergerakan menggambarkan semangat untuk terus bergerak tanpa henti ke arah dan cita-cita besar.
Di dalam lingkungan Pondok Pesantren Mahasiswa NU Sepuluh Nopember tersebut, juga akan dibangun sekretariat permanen PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Sepuluh Nopember yang merupakan Banom (Badan Otonom) NU untuk mewadahi mahasiswa NU
secara struktural. Di samping itu, akan dibangun pula sekretariat permanen LAZIM (Lembaga Amil Zakat Infaq Al-Ma’un) dan
KSNU (Koperasi Sahabat Nusantara).