Breaking News

Buletin Al Ma’un Edisi 43

Gus Miek: Kyai Nyentrik yang Penuh Welas Asih

Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940, beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri ponpes Al-Falah Mojo Kediri).

Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai kyai yang nyeleneh dan nyentrik. Beliau lebih menyukai dakwah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti diskotik dan club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. Hampir setiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di Jawa Timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesia-nya pemikiran jalan pintas.

Karomah

Suatu ketika Gus Miek pergi ke diskotik dan di sana bertemu dengan pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras. Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut. Salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek, ”Gus, kenapa sampeyan ikut minum bersama kami ? Sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama?” Lalu Gus Miek Menjawab, “Aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu ke laut…!”

Hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan, Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..?” Lalu Gus Miek membuka lebar mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget, di dalam Mulut Gus miek terlihat laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang ke laut. Dan saat itu juga mereka diberi hidayah oleh Allah untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu karomah kewalian yang diberikan Allah kepada Gus Miek.

Menjadi Tokoh Sentral

Majelis Sema’an al-Qur’an dan Dzikrrul Ghafilin (pengingat mereka yang lupa) yang beliau gagas merupakan salah satu bentuk welas asih beliau kepada ummat yang mencari jalan illahi. Beliau merupakan tokoh sentral di majelis tersebut. Majelis yang diisi dengan khataman al-qur’an dan dzikir ini sangat diminati oleh kaum muslimin. Hingga saat ini, majlis ini masih terus lestari dan memiliki ribuan jama’ah, utamanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Wafatnya Sang Kyai

Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napas terakhir dan dimakamkan di Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kediri. Kyai nyeleneh, nyentrik, unik namun memiliki kedalaman sisi spiritualitas yang selalu memberi pencerahan dan keteduhan untuk umat ini akhirnya meninggalkan dunia untuk bertemu dengan Sang Khaliq yang selama ini dirindukan.

Comments

comments

Pages ( 3 of 3 ): « Previous12 3