Agama dan Nasionalisme:
Dua Kutub Yang Saling Menguatkan
“Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan.”
Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari
Akhir-akhir ini, isu dan wacana yang berhembus di tengah masyarakat seolah-olah terus membenturkan di antara dua kutub sikap keagamaan dan sikap nasionalisme. Wacana ini sejatinya sudah selesai dan khatam dibahas oleh para founding father negeri ini. Sejarah panjang negeri ini telah mencatat deretan nama para Ulama’ yang memiliki sikap keagamaan yang kokoh sekaligus memiliki sikap nasionalisme yang tak diragukan lagi. Pangeran Diponegoro, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Wahab Hasbullah, KH. Abdul Halim, KHR. As’ad Syamsul Arifin, KH. Zainal Mustafa, KH. Zainul Arifin, KH. Wahid Hasyim, KH. Noer Ali, dan KH. Idham Chalid merupakan deretan tokoh-tokoh Pahlawan Nasional yang berlatar santri-kiai dan masih banyak lagi deretan Ulama’ negeri ini yang telah memberi suri tauladan atas sikap keagamaan “Hubbul Wathan Minal Iman, Cinta Tanah Air adalah bagian dari iman”.
Ijtihad keagamaan tentang ukhuwah yang dicetuskan dan dikenalkan oleh KH. Ahmad Shiddiq menjelang Muktamar NU ke-28 di Krapyak, Yogyakarta pada tahun 1989 yang kini kita kenal dengan konsep “Trilogi Ukhuwah”, yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia) merupakan ijtihad brilian Ulama’ negeri ini yang juga menjadi wujud sikap keagamaan dan nasionalisme yang sejalan beriringan.
Sikap Nasionalisme adalah bagian dari cinta tanah air. Barangsiapa yang tidak punya tanah air, maka tidak akan punya sejarah. Barangsiapa yang tidak punya sejarah, pasti akan dilupakan. Sikap nasionalisme di negeri ini telah dipupuk oleh para Ulama’ bahwa nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia adalah nasionalisme yang tumbuh dari iman. Nasionalisme religius, bukan nasionalisme sekular ataupun nasionalisme liberal. Hal ini juga telah tercermin dalam pancasila sebagai falsafah kita dalam berbangsa dan bernegara.